Minggu, 01 April 2012

Benteng Hantu di Skotlandia

       Banyak cara untuk menarik wisatawan di berbagai daerah dan negara di dunia, antara lain dengan menjadikan ciri khas atau keunikan daerah sebagai daya tarik. Dan Skotlandia pun menjadikan ‘arwah’ atau ‘hantu’ menjadi topik perjalanan yang direkomendasikan untuk menarik wisatawan. Cara pemasaran yang unik ini sangat berhasil, benteng yang banyak menampakkan hantunya ini selalu merupakan tempat yang ingin dikunjungi oleh para wisatawan yang penasaran. Dan konon katanya, wisatawan yang berkunjung ke sana memang benar-benar dapat menjumpai sejumlah fenomena ganjil.
Edinburgh adalah ibukota Skotlandia yang seperti jendela, sehingga orang dapat menyaksikan segenap sejarah budaya Skotlandia. Awalnya Skotlandia merupakan negara yang merdeka, namun sejak tahun 1707 dikalahkan oleh Inggris dan menjadi bagian negara persemakmuran. Sifat bangsa Skotlandia hangat dan ramah. Edinburgh terbagi menjadi dua bagian kota yang lama dan baru. Jika kita ingin melihat keistimewaan Skotlandia, tentu saja harus berkeliling ke kota tua. Batu bata di sana akan melukiskan suka duka rakyat yang turun menurun tinggal di sana.
Benteng kota Edinburgh dibangun pada tahun 1751. Sejak berdiri hingga sebelum abad ke-18, benteng kota mengalami peperangan dan meninggalkan bekas di mana-mana. Untuk melihat-lihat benteng kota tersebut Anda dikenai tiket masuk sebesar 9,5 pound sterling setara dengan 15 euro (Rp. 174.000,00).
Di masa lalu, di ruang bawah tanah benteng tersebut pernah terjadi peristiwa, konon katanya pernah menyekap narapidana asal Perancis. Di dalam benteng terdapat pertunjukkan seruling, maka saat menonton seluler Anda harus dimatikan. Kurang lebih dua jam setelah mengelilingi benteng, Anda bisa pergi sejenak ke pusat wiski Skotlandia. Di sana diperagakan proses pembuatan dan sejarah wiski. Selain itu banyak tersimpan anggur berkualitas yang disediakan bagi wisatawan untuk dicicipi atau membelinya. Tiket masuk 8,5 pound sterling per orang.
Arwah Gentayangan di Edinburgh
          Di Edinburgh banyak legenda tentang mutilasi, pembunuhan, pelanggaran kejahatan, dan arwah, akibatnya kota yang memang sudah dipenuhi dengan kabut pekat ini menjadi lebih seram dan menakutkan. Tidak sedikit bangunan yang berbentuk lancip warna hitam di dalam kota itu hilang dan timbul lenyap dalam kabut tebal, persis seperti hantu gelap. Konon pada abad ke 17-18, penyakit pes menyerang Eropa, akibatnya di kota Edinburgh banyak yang meninggal. Demi mengendalikan keadaan penyakit, pihak berwenang setempat membangun kota baru dan semua penderita di pusatkan di kawasan kota lama tanpa diberi makanan dan air, dan membiarkan mereka mati. Sejak itu, arwah mereka terus bergentayangan.
Tidak sedikit hotel di benteng yang dibangun kembali tersebut mengiklankan diri ‘tempat yang dikunjungi hantu’ aliran ortodoks, untuk menarik pengunjung. Anda dapat juga merasakan sejenak ‘perjalanan mencari hantu’ di sini. Lima tema ‘perjalanan mencari hantu’ yang dirancang biro wisata Mercat Tour, dengan diterangi cahaya lilin di gudang bawah tanah yang menyeramkan itu akan tampak sangat menegangkan, oleh karena itu bagi yang mengidap penyakit lemah jantung dimohon untuk tidak ikut.
Pada awal Mei lalu, Edinburgh menyelenggarakan ‘hari hantu’, para petenung atau tukang sihir dari berbagai daerah di seluruh dunia berkumpul di sini untuk tukar-menukar pengalaman menembus dunia lain. Dalam perayaan ‘hari hantu’ tersebut kerap terjadi hal-hal gaib yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.
Kota Glamis
          Di luar benteng Kota Glamis terdapat sebidang taman bunga Italia dan Belanda, penataannya begitu apik dan rapi. Setiap tahun antara April-Oktober taman dan benteng kota tersebut dibuka untuk umum. Menara pojok bergaya romantis mengitari Skotlandia yang klasik. Shakespeare terinspirasi dari legenda tentang arwah di sini, dalam salah satu dari 4 lakon sedihnya. Bahkan benteng kota juga pernah menerima orang-orang terkenal yang tak terhitung banyaknya, dan di antaranya yang paling terkenal adalah Ratu Elizabeth II dan Duke Crawford pada 300 tahun lampau. Crawford adalah mantan pemilik banteng Glamis. Konon katanya, ia suka bermain kartu dengan hantu saat pertemuan di tengah malam akhir pekan.
Di dalam makam di ruang bawah tanah benteng tersebut, orang-orang bahkan kerap mendengar suara bantingan kartu para hantu. Sang arwah bukan saja kerap muncul di benteng kota lama, bahkan juga sering muncul di bandara. Sejak perang dunia pertama, banyak sekali pilot dari tim kerajaan menjadi arwah kendaraan di sekitar bandara setelah gugur dalam medan pertempuran. Salah satu pilot bernama Desmond Arthur, mengalami kecelakaan pesawat pada 1913 silam di sekitar Forfar. Pihak militer menuturkan, bahwa arwahnya mulai bergentayangan di sekitar bandara setelah insiden pesawat tersebut, ia meminta pihak terkait untuk menyelidiki dan mengambil keputusan secara arif dan bijaksana. Beberapa tahun kemudian, pesawat yang diterbangkannya terbukti masih dalam kondisi stabil saat kejadian, dengan demikian maka reputasinya baru dipulihkan kembali.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar